BAB V
Metode
Pencarian Heuristic
Heuristic Search merupakan metode pencarian yang memperhatikan
nilai heuristic (nilai perkiraan). Teknik pencarian heuristic (heuristic
searching) merupakan suatu strategi untuk melakukan proses pencarian ruang
keadaan (state space) suatu problema secara selektif, yang memandu
proses pencarian yang kita lakukan di sepanjang jalur yang memiliki kemungkinan
sukses paling besar, dan mengesampingkan usaha yang bodoh dan memboroskan
waktu. Heuristik adalah sebuah teknik yang mengembangkan efisiensi dalam proses
pencarian, namun dengan kemungkinan mengorbankan kelengkapan (completeness)
.
Heuristic Search memperkirakan jarak menuju Goal (yang disebut
dengan fungsi heuristik). Fungsi heuristik ini digunakan untuk mengevaluasi keadaan-keadaan
problema individual dan menentukan seberapa jauh hal tersebut dapat digunakan
untuk mendapatkan solusi yang diinginkan.
Jenis-jenis Heuristic Searching:
– Generate and Test.
– Hill Climbing.
– Best First Search.
– Means-EndAnlysis, Constraint Satisfaction, dll.
Dan disini saya akan membahas Metode Pencarian dan Pelacakan (Heuristik) antara lain :
5.1 Best First Search
Metode ini adalah kombinasi dari metode depth-search
first dan metode breadth-search first dengan mengambil kelebihan keduanya.
Ketika pada hill climbing tidak diperkenankan untuk kembali ke node sebelumnya,
pada metode ini diijinkan jika ternyata node yang lebih tinggi memiliki nilai
heuristik yang lebih buruk.
Fungsi Heuristik yang digunakan merupakan prakiraan (estimasi) cost dari
initial state ke goal state, yang dinyatakan dengan :
f’(n) = g(n) + h’(n)
- f’ = Fungsi evaluasi
- g = cost dari initial state ke current state
- h’ = prakiraan cost dari current state ke goal state
Contoh: Misalkan kita memiliki ruang pencarian seperti pada gambar berikut. Node M
merupakan keadaan awal dan node T merupakan tujuannya. Biaya edge yang
menghubungkan node M dengannode A adalah biaya yang dikeluarkan untuk bergerak
dari kota M ke kota A. Nilai g diperoleh berdasarkan biaya edge minimal.
Sedangkan nilai h’ di node A merupakan hasil perkiraan terhadap biaya yang
diperlukan dari node A untuk sampai ke tujuan. h’(n) bernilai ~ jika sudah
jelas tidak ada hubungan antara node n dengan node tujuan (jalan buntu). Kita
bisa merunut nilai untuk setiap node.
5.2 Problem Reduction Dalam Teknik Pencarian Heuristik
Dalam teori
komputabilitas dan teori
kompleksitas komputasi , pengurangan adalah transformasi dari
satu masalah ke
masalah lain.Tergantung pada transformasi yang digunakan ini dapat digunakan
untuk mendefinisikan kelas
kompleksitas pada serangkaian masalah.
Secara intuitif, masalah A ke B direduksi masalah jika
solusi ke B ada dan memberikan solusi ke A setiap kali A memiliki
solusi. Jadi, pemecahan A tidak bisa lebih sulit daripada memecahkan B.
Kita menulis A ≤ m B, biasanya dengan subskrip pada ≤ untuk
menunjukkan jenis pengurangan yang digunakan (m: pengurangan pemetaan, p:
reduksi polinomial).
5.3 Constranint Satisfaction
- Problem search standard :
– state adalah "black box“
– setiap struktur data yang mendukung fungsi successor, fungsi heuristik dan tes goal. - CSP:
– state didefinisikan sebagai variabel Xi dengan nilai dari domain Di – Tes
goal adalah sekumpulan constraint yang menspesifikasikan kombinasi dari nilai
subset variabel.
- Contoh sederhana adalah bahasa representasi formal.
- CSP ini merupakan algoritma general-purpose dengan kekuatan lebih daripada algoritma pencarian standar.
- Contoh : Pewarnaan Peta
- Variabel WA, NT, Q, NSW, V, SA, T
- Domain Di = {red,green,blue}
- Constraints : daerah yang bertetangga dekat harus memiliki warna yang berbeda.
- Contoh WA ≠ NT, atau (WA,NT) {(red,green),(red,blue),(green,red), (green,blue),(blue,red),(blue,green)}
- Solusi lengkap dan konsisten, contoh : WA = red, NT = green,Q = red,NSW = green,V = red,SA = blue,T = green
Constraint Graf
- Binary CSP biner : setiap constraint merelasikan dua variabel
- Graf Constraint : node adalah variabel, arc adalah constraint
5.4 Means End Analysis
MEA (Means-Ends Analysis)
- MEA adalah strategi penyelesaian masalah yang diperkenalkan pertama kali dalam GPS (General Problem Solver) [Newell & Simon, 1963].
- Proses pencarian berdasarkan ruang masalah yang menggabungkan aspek penalaran forward dan backward.
- Perbedaan antara state current dan goal digunakan untuk mengusulkan operator yang mengurangi perbedaan itu.
- Keterhubungan antara operator dan perbedaan tsb disajikan sebagai pengetahuan dalam sistem (pada GPS dikenal dengan Table of Connections) atau mungkin ditentukan sampai beberapa pemeriksaan operator jika tindakan operator dapat dipenetrasi.
- Contoh OPERATOR first-order predicate calculus dan operator2 tertentu mengijinkan perbedaan korelasi task-independent terhadap operator yang menguranginya.
- Kapan pengetahuan ada tersedia mengenai pentingnya perbedaan, perbedaan yang paling utama terpilih pertama lebih lanjut meningkatkan rata-rata capaian dari MEA di atas strategi pencarian Brute-Force.
- Bagaimanapun, bahkan tanpa pemesanan dari perbedaan menurut arti penting, MEA meningkatkan metode pencarian heuristik lain (di rata-rata kasus) dengan pemusatan pemecahan masalah pada perbedaan yang nyata antara current state dengan goal-nya
BAB VI
6.1
ARTI PENGETAHUAN
Pengertian Representasi pengetahuan
yaitu suatu teknik untuk merepresentasikan basis pengetahuan yang diperoleh ke
dalam suatu skema/diagram tertentu sehingga dapat diketahui
relasi/keterhubungan antara suatu data dengan data yang lain sehingga dapat
diuji kebenaran penalarannya.
6.2
PRODUKSI
Aturan Produksi (Production Rule)
Aturan produksi adalah jenis
representasi pengetahuan yang paling umum digunakan karena memiliki keuntungan
yang lebih dibandingkan dengan kekurangannya.
6.3
Jaringan Semantik (Semantic nets)
Jaringan Semantik adalah tehnik
representasi dalam artificial intelligence klasik untuk informasi proposional,
sehingga sering kali disebut sebagai poporsional network. Proposisi adalah
pernyataan yang dapat bernilai benar atau salah dan merupakan bentuk
pengetahuan deklaratif.
Semantic network pertama kali
dikembangkan untuk AI sebagai cara untuk mempresentasikan memory dan pemahaman
bahasa manusia. Struktur semantic nets berupa grafik dengan node (simpul) dan
arc (ruas) yang menghubungkannya.
Contoh jaringan semantic:
6.4
TRIPLE OBJEK-ATRIBUT-NILAI
Object dapat berupa bentuk fisik
atau konsep. Attribute adalah karakteristik atau sifat dari object tersebut.
Value (nilai) – besaran/nilai/takaran spesifik dari attribute tersebut pada
situasi tertentu, dapat berupa numerik, string dan boelan.
Sebuah object dapat memiliki
beberapa attribute, biasa disebut OAV Multi-Attribute.
Contoh representasi pengetahuan
dengan OAV ditunjukan pada table.
Table . representasi pengetahuan
dengan OAV.
6.5
SCHEMATA: FRAME AND SCRIPT
• Frame
Frame (Minsky, 1975) dipandangsebagaistrukturdata
static yang digunakan untuk merepsentasikan situasi situas iyang telah dipahami
dan stereotype. Frame digunakan untuk merepresentasikan pengetahuan stereo type
atau pengetahuan yang didasarkan kepada karakteristik yang sudah dikenal yang
merupakan pengalaman masalalu. Frame berupa kumpulan slot-slot (representasi
entitas sebagai struktru objek) yang merupakan atribut untuk mendeskrip sikan
pengetahuan berupa kejadian, lokasi, situasi ataupun elemen-elemenlain. Frame
digunakan untuk representasi pengetahuan deklaratif.
• Script
Script (Schank& Abelson, Yale
univ) merupakan representasi terstruktur yang menggambarkan urutan stereotip
dari kejadian-kejadian dalam sebuah kontek skhusus. Script mirip dengan frame,
perbedaannya : Frame menggambarkan objek, sedangkan Script menggambarkan urutan
peristiwa. Dalam menggambarkan urutan peristiwa, script menggunakan serangkaian
slot yang berisi informasi tentang orang, objek dan tindakan-tindakan yang
terjadi dalam suatu peristiwa.
Elemenscript yang tipikal:
Kondisi masukan: menggambarkan
situasi yang harus di penuhi sebelum terjadi suatu peristiwa yang ada dalam
script.
Prop : mengacu kepada objek yang
digunakan dalam urutan peristiwa yang terjadi.
Role : mengacu kepada orang-orang
yang terlibat dalam script.
Hasil: kondisi yang ada sesudah
peristiwa dalam script berlangsung.
Track : mengacu kepada variasi yang
mungkin terja didalam script tertentu.
Scene : menggambarkan urutan
peristiwa aktural yang terjadi.
Disini kami mengimplemeatsikanya
dengan langkah memulai bermain pyromaster seperti dibawah ini :
Bermain Pyromaster
Jalur : bermain games
Peran : pemain, computer
Pendukung : perangkat komputer,
keyboard, mouse
Kondisi masuk : pemain mengakses
games- pemain bermain.
Adegan 1 : Masuk
· Pemain menyalakan komputer
· Pemain membuka games
· Menunggu loading
Adegan 2 : Memilih menu
· Pemain memilih pilihan play more
games untuk memilih permainan jenis lain
· Pemain memilih option untuk
menseting grafis, suara, dan music
· Pemian memilih istrucsion untuk
pemebritahuan element pada games
· Pemian memilih play game untuk
memulai permainan
· Computer memunculkan tampilan
untuk menseting level, victory, player, com AI, tombol Back, tombol Start
Adegan 3 : Memulai permainan
· Pemain bermain permainan
pyromaster
· Pemain menang
· Pemain kalah
· Pemain memilih bermain
· Pemain berhenti
Adegan 4 : Selesai
· Pemain keluar dari games
· Pemain mematikan computer
Hasil
· Pemain merasa senang
· Pemain merasa kecewa
BAB VII
REPRESENTASI
PENGETAHUAN LOGIKA PROPOSISI
7.1
LOGIKA DAN SET
Representasi pengetahuan dengan
symbol logika merupakan bagian dari penalaran eksak. Bagian yang paling penting
dalam penalaran adalah mengambil kesimpulan dari premis. Logika dikembangkan
oleh filusuf Yunani, Aristoteles (abad ke 4 SM) didasarkan pada silogisme,
dengan dua premis dan satu konklusi.
Contoh :
- Premis : Semua laki-laki adalah makhluk hidup
- Premis : Socrates adalah laki-laki
- Konklusi : Socrates adalah makhluk hidup
Cara lain merepresentasikan
pengetahuan adalah dengan Diagram Venn.
Objek dalam himpunan disebut
elemen.
- A ={1,3,5,7}
- B = {….,-4,-2,0,2,4,…..}
- C = {pesawat, balon}
Symbol epsilon ε menunjukkan bahwa
suatu elemen merupakan anggota dari suatu himpunan, contoh : 1 ε A . Jika suatu
elemen bukan anggota dari suatu himpunan maka symbol yang digunakan ∉, contoh : 2 ∉ A.
Jika suatu himpunan sembarang, misal
X dan Y didefinisikan bahwa setiap elemen X merupakan elemen Y, maka X adalah
subset dari Y, dituliskan : X ⊂
Y atau Y ⊃ X.
Operasi-operasi Dasar dalam Diagram
Venn:
- Interseksi (Irisan)
C = A ∩ B C = {x ∈ U | (x ∈ A) ∧ (x ∈ B)}
Dimana :
∩ menyatakan irisan himpunan
| dibaca “sedemikian hingga”
∧ operator logika AND
Dimana :
∩ menyatakan irisan himpunan
| dibaca “sedemikian hingga”
∧ operator logika AND
- Union (Gabungan)
C = A ∪ B C = {x ∈ U | (x ∈ A) ∨ (x ∈ B)}
Dimana :
∪ menyatakan gabungan himpunan
∨ operator logika OR
- Komplemen
A’ = {x ∈ U | ~(x ∈ A) }
Dimana :
’ menyatakan komplemen himpunan
~ operator logika NOT
7.2 OPERATOR LOGIKA
Operator Boolean atau Operator Logika adalah operator yang digunakan untuk melakukan operasi logika yaitu operator yang menghasilkan nilai TRUE (benar) atau FALSE (salah).
Bebarapa macam operator logika antara lain:
- and : menghasilkan nilai TRUE jika kedua operand bernilai TRUE
- or : menghasilkan nilai TRUE jika salah satu operand bernilai TRUE
- xor : menghasilkan nilai TRUE jika salah satu operand bernilai TRUE tetapi bukan keduaduanya bernilai TRUE
- ! : mengasilkan nilai tidak TRUE
- && : menghasilkan nilai TRUE jika kedua operand bernilai TRUE
- || : menghasilkan nilai TRUE jika salah satu operand bernailai TRUE
7.3 TAUTOLOGI, KONTRADIKSI DAN CONTINGENT
- Tautologi
Tautologi adalah pernyataan majemuk
yang selalu benar untuk semua kemungkinan nilai kebenaran dari
pernyataan-pernyataan komponennya. Sebuah Tautologi yang memuat pernyataan
Implikasi disebut Implikasi Logis. Untuk membuktikan apakah suatu pernyataan
Tautologi, maka ada dua cara yang digunakan. Cara pertama dengan menggunakan
tabel kebenaran, yaitu jika semua pilihan bernilai B (benar) maka disebut
Tautologi, dan cara kedua yaitu dengan melakukan penjabaran atau penurunan
dengan menerapkan sebagian dari 12 hukum-hukum Ekuivalensi Logika.
Contoh:
Lihat pada argumen berikut:
Jika Tono pergi kuliah, maka Tini
juga pergi kuliah. Jika Siska tidur, maka Tini pergi kuliah. Dengan demikian,
jika Tono pergi kuliah atau Siska tidur, maka Tini pergi kulah.
Diubah ke variabel proposional:
- Tono pergi kuliah
- Tini pergi kuliah
- Siska tidur
Diubah lagi menjadi ekspresi logika
yang terdiri dari premis-premis dan kesimpilan. Ekspresi logika 1 dan 2 adalah
premis-premis, sedangkan ekspresi logika 3 adalah kesimpulan.
- A → B (Premis)
- C → B (premis)
- (A V C) → B (kesimpulan)
Maka sekarang dapat ditulis: ((A →
B) ÊŒ (C → B)) → ((A V C) → B
A
|
B
|
C
|
A → B
|
C → B
|
(A → B) ÊŒ (C → B)
|
A V C
|
(A V C) → B
|
|
B
B
B
B
S
S
S
S
|
B
B
S
S
B
B
S
S
|
B
S
B
S
B
S
B
S
|
B
B
S
S
B
B
B
B
|
B
B
S
B
B
B
S
B
|
B
B
S
S
B
B
S
B
|
B
B
B
B
B
S
B
S
|
B
B
S
S
B
B
S
B
|
B
B
B
B
B
B
BB
|
Dari
tabel kebenaran diatas menunjukkan bahwa pernyataan majemuk:
((A
→ B) ÊŒ (C → B)) → ((A V C) → B adalah semua benar (Tautologi)[2].
Contoh tautologi dengan menggunakan
tabel kebenaran:
- (p ʌ ~q) p
Pembahasan:
p
|
q
|
~q
|
(p ʌ ~q)
|
(p ʌ ~q) p
|
B
B
S
S
|
B
S
B
S
|
S
B
S
B
|
S
B
S
S
|
B
B
B
B
|
Ini adalah tabel kebenaran yang
menunjukkan Tautologi dengan alasan yaitu semua pernyataannya bersifat benar
atau True (T). maka dengan perkataan lain pernyataan majemuk (p ʌ ~q) p selalu
benar.
- [(p q) ʌ p] p q
Pembahasan:
P
|
q
|
(p q)
|
(p q) ʌ p
|
[(p q) ʌ p] p q
|
B
B
S
S
|
B
S
B
S
|
B
S
B
B
|
B
S
S
S
|
B
B
B
B
|
(1)
(2)
(3)
(4) (5)
Berdasrkan tabel diatas pada kolom
5, nilai kebenaran pernyataan majemuk itu adalah BBBB. Dengan perkataan lain,
pernyataan majemuk [(p q) ʌ p] p q selalu benar
Pembuktian dengan cara kedua yaitu
dengan penjabaran atau penurunan dengan menerapkan sebagian dari 12 hukum-hukum
ekuivalensi logika.
Contoh:
(p ʌ q) q
Penyelesaian:
(p ʌ q) q ~(p ʌ q) v q
~p v ~q v q
~p v T
T .............(Tautologi)
Dari pembuktian diatas telah
nampaklah bahwa pernyataan majemuk dari (p ʌ q) q adalah tautologi karena
hasilnya T (true) atau benar.
Pembuktian
dengan menggunakan tabel kebenaran dari pernyataan
majemuk (p ʌ q) q yaitu:
P
|
q
|
(p ʌ q)
|
(p ʌ q) q
|
B
B
S
S
|
B
S
B
S
|
B
S
S
S
|
B
B
B
T
|
Pada tabel diatas nampaklah bahwa
kalimat majemuk (p ʌ q) q merupakan Tautologi.
q (p v q)
penyelesaian:
q (p v q) ~q v (p v q)
~q v (q v p)
T v p
T ............(Tautologi)
- Kontradiksi
Kontradiksi adalah kebalikan dari
tautologi yaitu suatu bentuk pernyataan yang hanya mempunyai contoh substansi
yang salah, atau sebuah pernyataan majemuk yang salah dalam segala hal tanpa
memandang nilai kebenaran dari komponen-komponennya. Untuk membuktikan apakah
suatu pernyataan tersebut kontradiksi, maka ada dua cara yang digunakan. Cara
pertama dengan menggunakan tabel kebenaran, yaitu jika semua pilihan bernilai F
atau salah maka disebut kontradiksi, dan cara kedua yaitu dengan melakukan
penjabaran atau penurunan dengan menerapkan sebagian dari 12 hukum-hukum
Ekuivalensi Logika.
Contoh dari Kontradiksi:
- (A ʌ ~A)
Pembahasan:
A
|
~A
|
(A ʌ ~A)
|
B
S
|
S
B
|
S
S
|
Dari tabel kebenaran diatas dapatlah
disimpulkan bahwa pernyataan majemuk (A ʌ ~A) selalu salah.
- P ʌ (~p ʌ q)
Pembahasan:
p
|
q
|
~p
|
(~p ʌ q)
|
P ʌ (~p ʌ q)
|
B
B
S
S
|
B
S
B
S
|
S
S
B
B
|
S
S
B
S
|
S
S
S
S
|
Ini adalah tabel kebenaran yang
menunjukkan kontradiksi dengan alasan yaitu semua pernyataan bernilai salah
(F).
- Contingent
Contingent (Kontingensi) adalah
semua pernyataan majemuk yang bukan merupakan tautologi atau kontradiksi.
Dengan kata lain, pada kontingensi nilai kebenarannya ada yang benar dan ada
yang salah. Berikut sebuah contoh pernyataan majemuk kontingensi
Pada tabel di atasdapat dilihat
bahwa:
~(p => 1)^ (p ^ ~q = S B S S
Dengan demikian, pernyataan bukan
tautologi dan bukan kontradiksi melainkan sebuah kontingensi.
7.4
RESOLUSI LOGIKA PROPSISI
Disebut juga kalkulus proposisi yang
merupakan logika simbolik untuk memanipulasi proposisi. Proposisi merupakan
pernytaan yang dapat bernilai benar atau salah.
Operator logika yang digunakan :
Kondisional merupakan operator yang
analog dengan production rule.
- • Contoh 1 : “ Jika hujan turun sekarang maka saya tidak pergi ke pasar” Kalimat di atas dapat ditulis : p Æ q Dimana : p = hujan turun q = saya tidak pergi ke pasar
- • Contoh 2 : p = “Anda berusia 21 atau sudah tua” q = “Anda mempunyai hak pilih”
Kondisional p Æ q dapat ditulis/berarti
:
BAB VIII
Representasi Pengetahuan
Logika Predikat
Logika Predikat adalah perluasan
dari logika proposisi dimana objek yang di bicarakan dapat berupa anggota
kelompok. Misalkan P(x) merupakan sebuah pernyataan yang mengandung variabel x
dan D adalah sebuah himpunan. Kita sebut P sebuah fungsi proposisi (dalam D)
jika untuk setiap x di D, P(x) adalah proposisi. Kita sebut D daerah asal
pembicaraan (domain of discourse) dari P.
8.1.
FUNGSI FUNGSI LOGIKA PREDIKAT
Berikut ini
beberapa contoh fungsi proposisi:
- n² + 2n adalah bilangan ganjil, dengan daerah asal himpunan bilangan bulat.
- x² – x – 6 = 0, dengan daerah asal himpunan bilangan real.
- Seorang pemain bisbol memukul bola melampaui 300 pada tahun 1974, dengan daerah asal himpunan pemain bisbol.
Sebuah
predikat seringkali menyatakan sebuah hubungan relasional antara: konstanta,
variabel dan fungsi.
8.2.
LOGIKA DAN SET ORDER PERTAMA
Logika Predikat Order Pertama
disebut juga kalkulus predikat, merupakan logika yang digunakan untuk
merepresentasikan masalah yang tidak dapat direpresentasikan dengan menggunakan
proposisi. Logika predikat dapat memberikan representasi fakat-fakta sebagai
suatu pernyataan yang mapan (well form).
Logika orde pertama adalah sistem resmi yang digunakan dalam matematika , filsafat ,linguistik , dan ilmu komputer . Hal ini juga dikenal sebagai orde pertama
predikat kalkulus, semakin rendah kalkulus predikat, teori
kuantifikasi, dan logika predikat. Logika orde pertama dibedakan dari logika proposisional oleh penggunaan variabel terukur .
Syarat-syarat symbol dalam logika
predikat :
- himpunan huruf, baik huruf kecil maupun huruf besar dalam abjad.
- Himpunan digit (angka) 0,1,2,9
- Garis bawah “_”
- Symbol-simbol dalam logika predikat dimulai dengan sebuah huruf dan diikuti oleh sembarang rangkaian karakter-karakter yang diijinkan.
- Symbol-simbol logika predikat dapat merepresentasikan variable, konstanta, fungsi atau predikat
Logika Predikat Order Pertama
terdiri dari :
Konstanta: objek atau sifat dari semesta
pembicaraan. Penulisannya diawali dengan huruf kecil, seperti : pohon,
tinggi. Konstanta true(benar) dan false(salah) adalah symbol
kebenaran (truth symbol).
Variable : digunakan untuk merancang kelas
objek atau sifat-sifat secara umum dalam semesta pembicaraan. Penulisannya
diawali dengan huruf besar, seperti : Bill, Kate.
Fungsi :pemetaan (mapping) dari satu atau
lebih elemen dalam suatu himpunan yang disebut domainfungsi ke dalam
sebuah elemen unik pada himpunan lain yang disebut rangefungsi.
Penulisannya dimulai dengan huruf kecil. Suatu ekspresi fungsi merupakan
symbol fungsi yang diikuti argument.
Argument adalah elemen-elemen dari fungsi,
ditulis diapit tanda kurung dan dipisahkan dengan tanda koma.
Predikat: menamai hubungan antara nol atau
lebih objek dalam semesta pembicaraan. Penulisannya dimulai dengan huruf
kecil, seperti : equals, sama dengan, likes, near.
Contoh kalimat dasar :
teman(george,allen)
teman(ayah_dari(david),ayah_dari(andrew))
dimana:
argument : ayah_dari(david) adalah
george
argument : ayah_dari(andrew) adalah
allen
predikat : teman
8.3.
QUANTIFIER UNIVERSAL
Dalam logika predikat , quantifieri universal merupakan
jenis quantifier , sebuah konstanta logis yang ditafsirkan sebagai “diberi” atau “untuk semua”. Ini mengungkapkan
bahwa fungsi proposisi dapat dipenuhi oleh
setiapanggota dari domain wacana. Dalam istilah lain, itu adalah predikasi dari
properti atau hubungan dengan
setiap anggota domain. Ini menegaskanbahwa predikat dalam lingkup dari
quantifier universal benar dari setiap nilai
dari variabel predikat .
Hal ini biasanya dilambangkan
dengan berbalik A (∀) operator logika simbol,
yang bila digunakan bersama-sama dengan variabel predikat, disebut quantifier
universal (“∀x”, “∀ (x)”, atau kadang-kadang dengan “(x) “saja).
Kuantifikasi Universal berbeda dari kuantifikasi eksistensial (“ada ada”), yang menegaskan bahwa properti atau
relasi hanya berlaku untuk setidaknya satu anggota dari domain.
Contoh 1 :
(∀x) (x + x = 2x)
“untuk setiap x (dimana x adalah
suatu bilangan), kalimat x + x = 2x adalah benar.”
Contoh 2 :
(∀x) (p) (Jika x adalah seekor kelinci
-> x adalah binatang).
Kebalikan kalimat “bukan kelinci
adalah binatang” ditulis :
(∀x) (p) (Jika x adalah seekor kelinci
-> ~x adalah binatang)
dan dibaca :
– “setiap kelinci adalah bukan
binatang”
“semua kelinci adalah bukan
binantang”
8.4.
QUANTIFIER EXISTENSIAL
Dalam logika predikat , suatu quantifier eksistensial adalah jenis
quantifier , sebuah konstanta logis yang ditafsirkan sebagai “ada ada,” “ada setidaknya satu,” atau “untuk
beberapa.” Ini mengungkapkan bahwa fungsi proposisi dapat dipenuhi oleh
setidaknya satu anggota dari domain wacana . Dalam istilah lain, itu adalah predikasi dari properti atau hubungan dengan
setidaknya satu anggota dari domain. Ini menegaskan bahwa predikat dalamlingkup dari
quantifier eksistensial adalah benar dari setidaknya satu nilai darivariabel predikat .
Hal ini biasanya dilambangkan
dengan E berubah (∃) operator logika simbol,
yang bila digunakan bersama-sama dengan variabel predikat, disebut quantifier
eksistensial (“∃x” atau “∃ (x)”) Kuantifikasi
eksistensial.
Contoh 1 :
(∃x) (x . x = 1)
Dibaca : “terdapat x yang bila
dikalikan dengan dirinya sendiri hasilnya sama dengan 1.”
Contoh 2 :
(∃x) (panda(x) ∧ nama(Clyde))
Dibaca : “beberapa panda bernama
Clyde”.
Contoh 3 :
(∀x) (jerapah(x) -> berkaki
empat(x))
Dibaca : “semua jerapah berkaki
empat”.
Universal quantifier dapat
diekspresikan sebagai konjungsi.
(∃x) (jerapahh(x) ∧ berkaki
tiga(x))
Dibaca : “ada jerapah yang berkaki
tiga”
Existensial quantifier dapat
diekspresikan sebagai disjungsi dari
urutan ai. P(a1) ∨ P(a2) ∨ P(a3)
…∨ P(aN)
8.5. RESOLUSI LOGIKA PREDIKAT
Resolusi
pada logika predikat pada dasarnya sama dengan resolusi pada logika proposisi,
hanya saja ditambah dengan unifikasi.Pada logika predikat, prosedur untuk
membuktikan pernyataan P dengan beberapa pernyataan F yang telah diketahui,
dengan menggunakan resolusi, dapat dilakukan melalui algoritma sebagai berikut
:
1.
Konversikan semua proposisi F ke bentuk klausa
2.
Negasikan P, dan konversikan hasil negasi tersebut ke bentuk
klausa.Tambahkan
kehimpunan klausa yang telah ada pada langkah
3.
Kerjakan hingga terjadi kontradiksi atau proses tidak mengalami kemajuan :
·
Seleksi 2 klausa sebagai klausa
parent
·
Bandingkan (resolve) secara
bersama-sama. Klausa hasil resolve tersebut resolvent. Jika ada pasangan
literal T dan ¬T2 sedemikian hingga keduanya dapat dilakukan unifikasi, maka
salah satu T1 dan T2 disebut sebagai complementary literal. Jika ada lebih dari
1 complementary literal, maka hanya sepasang yang dapat meninggalkan resolvent
·
Jika resolvent berupa klausa kosong,
maka ditemukan kontradiksi. Jika tidak, tambahkan ke himpunan klausa yang telah
ada
Contoh kasus :
Misalkan
terdapat pernyataan-pernyataan sebagai berikut :
1.
Fajar adalah seorang mahasiswa
2.
Fajar masuk Jurusan Elektro
3.
Setiap mahasiswa elektro pasti mahasiswa Teknik
4.
Kalkulus adalah matakuliah yang sulit
5.
Setiap mahasiswa teknik pasti akan suka kalkulus atau akan membencinya
6.
Setiap mahasiswa pasti akan suka terhadap suatu matakuliah
7.
Mahasiswa yang tidak pernah hadir pada kuliah matakuliah sulit, maka mereka
pasti tidak suka terhadap matakuliah tersebut
8.
Fajar tidak pernah hadir kuliah matakuliah kalkulus
Maka harus
terlebih dahulu diubah ke dalam bentuk klausa sebagai berikut :
1. Mahasiswa
(Fajar)
2. Elektro
(Fajar)
3.¬ Elektro
(x1) v Teknik (v1)
4. Sulit
(Kalkulus)
5.¬ Teknik
(x2) v suka (x2, Kalkulus) v benci (x2, Kalkulus)
6. Suka (x3,
f1 (x3))
7.¬
Mahasiswa (x4) v ¬ sulit (y1) v hadir (x4, y1) v ¬ suka (x4, y1)
8.¬ Hadir
(Fajar, Kalkulus)
DAFTAR PUSTAKA:
http://deisyamalia.blogspot.co.id/2012/03/best-first-search.html
https://aimprof08.wordpress.com/2012/04/24/tautologi-kontradiksi-dan-kontingensi/
http://serilmu.blogspot.co.id/2015/02/operator-pemograman-aritmatikalogikaper.html
http://bahanbelajarsekolah.blogspot.co.id/2016/10/pengertian-tautologi-kontradiksi-dan.html
http://bahanbelajarsekolah.blogspot.co.id/2016/10/pengertian-tautologi-kontradiksi-dan.html